Kamis, 09 Mei 2013

Dikusi Ilmiah LSME FEB Universitas Brawijaya #Part1 Koperasi


Ini adalah hasil diskusi ilmiah dari Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang (LSME FEB UB) yang bertajuk tentang "Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia"... Silahkan disimak, semoga bermanfaat !! Aamiinn... "LSME,, charge your brain :)

   Koperasi merupakan instansi atau lembaga yang potensial dalam mengentaskan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

     Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan dan gotong royong 

    Berdasarkan UUD 1945 pasal 33 dijelaskan pula bahwa koperasi merupakan salah satu sokoguru perekonomian Indonesia

    Perkembangan Koperasi di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang positif. Berdasarkan data Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM), hingga bulan Mei 2012 total koperasi di Indonesia berjumlah 192.443 unit.

     Pertumbuhannya 6,72% per tahun, yaitu 170.411 unit (2009), 177.482 unit (2010), dan 188.181 unit (2011) kedua tertinggi setelah cina.

      Tahun 2013 ini, pemerintah menargetkan jumlah koperasi di Indonesia mencapai 200.000 unit.

     PBB juga mengakui peran koperasi di Indonesia sebagai organisasi usaha yang terbukti bertahan di tengah krisis ekonomi global

       Kontribusi koperasi dan UKM terhadap PDB (pendapatan domestik bruto) nasional mencapai 56,5%

     Kemenkop UKM mencatat, sampai saat ini 99% pelaku perekonomian Indonesia berasal dari koperasi dengan jumlah 177.483 unit.

     Untuk tenaga kerja, 97% diserap oleh pelaku koperasi dan UKM. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wedari (2011) peluang koperasi untuk mengentasan kemiskinan sebesar 14,286 %

       Hal ini menunjukan bahwa peluang koperasi untuk mengatasi kemiskinan masih rendah 

    Di lain sisi terdapat beberapa kendala yang dialami Koperasi, baik itu berasal dari faktor eksternal maupun internal koperasi. Sehingga banyak kegiatan yang dilakukan oleh koperasi belum mencapai keberhasilan 

     Dari faktor internal permasalahan: Pertama adalah adanya batasan partisipasi anggota, karena koperasi menghendakihomogenitas anggota (Syarif dan Nasution 1989). Kedua adalah sebagianpengelola koperasi belum memiliki kepekaan bisnis (sense of bisnis), karena padaawalnya mereka memang bukan orang-orang profesional. Ketiga adalah jaringanbisnis koperasi dapat dikatakan hampir tidak berperan. Keempat adalah koperasi kesulitan dalam membangun partisipasi anggotany. Kelima adalah dalam Azas one man one votekurang menjadi daya tarik masyarakat akan Koperasi. Keenam adalah pemahaman anggota akan asas dan prinsip dasar koperasi yang masih rendah. Ketujuh adalah Kepentingan bisnis koperasi lebih diutamakan (menyolok) daripada kepentingan anggotanya. Kedelapan adalah Partisipasi anggota sebagai pemilik dan pengguna sangat rendah. Kesembilan adalah Kaderisasi sangat jarang dilakukan dan jika adapun sifatnya temporary atau tidak berkesinambungan. Kesepuluh adalah proses Penyuluhan, pendidikan dan pelatihan tidak berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Hal tersebut dikarenakan SDM koperasi masih memiliki kesejahteraan dan pendidikan yang rendah, serta lingkungan sosial dan budaya yang belum kondusif. 

    Dari faktor eksternal berkaitan dengan masalah kebijaksanaan pemerintah, serta lingkungan usaha ekonomi yang  dibangun oleh banyak pelakuusaha lainnya. Kebijakan makro pemerintah saat ini condong mengikuti arus globalisasi ekonomi serba bebas. Sehingga pemerintah lebih memperhatikan badan usaha dengan kapitalisasi besar dibandingkan koperasi. Disamping kelemahan tersebut, koperasi memiliki banyak keunggulan potensial dalam mendukung pemberdayaan kelompok-kelompok miskin. Koperasi sangat potensial sebagai organisasi non profit sebagai wadah kelompok-kelompok marginal, yang karenakemarjinalannya tidak mampu bersaing dalam pasar bebas. Koperasi merupakan bentuk kelembagaan formal yang memiliki jaringan sangat luasbersifat internasional.

    Dari berbagai macam permasalahan tadi, terdapat beberapa solusi yang mungkin dapat dilakuka: Pertama, memprioritaskan koperasi dalam sistem ekonomi Indonesia. Kedua, dari internal Koperasi melakukan perekatan anggota dengan menyamakan visi misi dan tujuan anggota. Ketiga, perlu diperhatikan indikator keberhasilan kualitatif berupa kebersamaan dalam koperasi serta kelangsungan pengembangan koperasi. Keempat, pembangunan koperasi dimulai dengan memperhatikan asas dan prinsip-prinsip koperasi. Kelima, memperbaiki kinerja pembinayang meiliputi strategidan pola pembinaan serta kualitas SDM pembina. Keenam,adanya komitmen yang kuat dan sekaligus upaya nyata dari pihak pihakterkait khususnya pemerintah. Ketujuh, melakukan sosialisasi/promosi melalui media yangtepat terarah dan terencana serta berkesinambungan. Kedelapan, menyusun standar danmetoda yang tepat bagi mata ajaran koperasi untuk mendukung kaderisasikoperasi ditingkat pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Kesembilan, menyerahkan sebagian besar tugas dan tanggung jawab pembinaan danpengembangan koperasi kepada gerakan koperasi sendiri. Kesepuluh, mengkaji secara cermat bidang usaha yang mempunyaikeunggulan komparatif yang tepat untuk diusahakan oleh koperasi. Kesebelas, membangun jaringan antara koperasiserta dengan lembaga usaha lainnya baik dalam keperluan pengadaan bahan bakudan teknologi maupun pemasaran hasil produksi. Terakhir adalah, membangun sistempembiayaan koperasi dengan prioritas pengembangan lembaga interlending danpenjaminan kredit yang handal dan bertanggung jawab

0 komentar:

Posting Komentar